RICH NEWS

The Prince of Midwest Emo, Mineral atau American Football?

Sempat kebingungan dengan apa yang terjadi, ketika menghabiskan waktu untuk berselancar di lini masa dan menemukan beberapa akun Instagram yang berisikan penuh meme berbau midwest emo selalu saja menemukan perdebatan tentang American Football dan Mineral. Iya keduanya selalu menjadi perbincangan hangat bahkan setelah mereka puluhan tahun hiatus. Sama-sama lahir di era second wave emo atau yang sekarang lebih dikenal sebagai Midwest emo, kedua band ini muncul dengan pendekatan sound dan musikalitas yang berbeda.

Medio 90-an adalah rentan waktu yang paling kritis bagi kemunculan second wave emo, American Football muncul dengan pendekatan musik emo yang lebih terdengar lamban dan  melodius, menciptakan suasana yang benar-benar menggambarkan pinggiran kota Urbana, Illinois, sementara Mineral keluar dengan formulasi lebih fuzzy, energik dan kental dengan nuansa alternative rock.

Sumber: Instagram

Mereka berdua muncul dengan memiliki segmentasinya masing-masing, Kinsella muncul dengan musik twinkle yang dipadukan elemen jazz membawakan formulasi terdahulu dari Cap’n jazz, Sementara Mineral menepis jika Midwest emo sound harus dimainkan secara vibing, ketukan congkak dan suara rintihan terompet.

Umur mereka pun sama-sama tidak panjang pada saat itu. Selang satu tahun merilis album ‘The Power of Failing’ dengan trek-trek seperti ‘Gloria’ dan ‘Dolosora’, Mineral kembali merilis ‘Endserenading’, album kedua yang nggak kalah penting dari pendahulunya. Formulasi masih terasa sama, mereka tidak kehilangan sentuhan magis. Trek seperti “Palisademakin meyakinkan khalayak bahwa mereka adalah outlier di ranah musik emo bagian Middle-West tersebut.

Sementara American football memiliki nafas yang lebih pendek, setelah EP pertama mereka dikeluarkan bersama tiga trek yang terdengar mentah di tahun 1998, setahun setelahnya album kesukaan para hipster emo diperkenalkan. Self-titled pertama yang berisikan trek-trek paling mewakilkan keresahan dasar anak muda sangat cepat menemukan tempat di telinga pendengar. Bingungnya, setelah itu mereka malah memutuskan untuk bubar dan hiatus sampai belasan tahun lamanya.

Yang terjadi pada saat ini mereka berdua seperti pemeran protagonis dan antagonis di teater emo arus pinggir. Tidak ada perselisihan antara mereka berdua tetapi opini publik yang menggiring karakter ini terbentuk. Mineral didapuk sebagai prince of Midwest emo karena formulasi yang mereka tawarkan terkesan lebih gahar dan membawakan kesedihan yang dinilai lebih mawas serta nggak merengek-rengek.

Sementara head to head-nya, American Football dinilai terlalu meromantisasi keadaan. Hingga meme bermunculan di mana-mana. Saya tidak tahu apa yang terjadi, apa karena karya Kinsella dan kolega dapat diterima  secara masif, menjadikan snowflakes syndrome yang menggiring opini bahwa Mineral lebih baik daripada sekumpulan orang culun yang merengek di lantai dua rumah berlatarkan cat berwarna putih.

Sumber: Redbuble

Mineral dinilai sebagai anti-hero di ranah emo ’90-an. Formulasi Jawbreaker yang sebenarnya tidak melabeli diri sebagai “emo” cukup kental terasa. Umur mereka yang pendek juga mempengaruhi stigma publik seperti “Kok bisa band sekeren ini bubar?” menjadikan kesan tersendiri. Menyukai Mineral seperti mengikuti sebuah sekte tertentu dan fanatismenya siap mengantarkan kalian untuk memerangi formulasi lain yang dinilai berlebihan dan kampungan.

Jika saya harus memilih mana yang terbaik dan mana yang paling mewakilkan musik midwest emo dari mereka berdua, tentu saya tidak akan menjawabnya. Menurut saya, mereka berdua memiliki porsinya masing-masing pada telinga ini. Seperti memberikan pilihan dan mereka mempunyai waktu bergiliran pada telinga ini untuk mengisi suatu kondisi tertentu. American Football dengan self-titled pertamanya memiliki peran penting untuk ranahnya dengan formulasi math-rock yang bawakan. Lalu Mineral dengan Endserenading juga berhasil menjembatani apa yang dilakukan Jawbreaker dan  mengantarkannya untuk generasi band-band dari ranah Midwest selanjutnya untuk menggunakan formula tersebut.

Menilai mana yang terbaik dari mereka sepertinya hanya membuang waktu. Merasa miris jika melihat perdebatan seperti memilih mana yang terbaik di ranah musik, melihat forum yang memperdebatkan mereka berdua.  Seperti sedang melihat sekumpulan orang dengan fanatisme berlebihan di sepak bola. Mereka mungkin bisa berbagi tempat pada tahta yang sama dengan formulasi berbeda.

Back to top button