The Grey Field Memodifikasi Emo Dengan Kemasan Mutakhir

Mungkin saya telat ngeh tentang keadaan band ini, pertemuan saya dengan salah satu repertoar The Grey Field pun baru terjadi kurang lebih satu tahun lalu. Saya masih ingat, dilatari kota Bandung yang kian hari kian menua dan rasa bosan menjalankan rutinitas yang terasa refetitif, kerap mambawa saya bepergian entah kemana pada malam hari.
Saya masih betul-betul ingat, malam itu saya berkendara sambil bertukar pesan bersama salah satu teman di Jakarta, volume sound di dalam mobil saya putar mentok kanan dengan sengaja. Saya pergi jauh dari rumah bersama playlist yang saya sudah atur takaran kesedihanya, berisikan band-band semacam trauma ray dan Sore Eyelids,ya nu-gaze gitulah.
Tapi ketika playlist itu habis, saya malah disuguhkan alunan instrumen musik trap dengan lead gitar yang melankolis mampus, tak lama suara seseorang muncul seperti berbisik rilih dan letih, saya mengira-ngira apa saya sedang mendengarkan musik dari band semacam Dearly Somber atau Nothing, Nowhere.?
Ternyata saya salah, Trek bertajuk, ‘I’m fine’ yang saya dengarkan berkali-kali sepanjang jalan itu milik The Grey Field, yang setalah saya cari tahu keberedaanya satu kota dengan saya sendiri. Single yang berisikan tiga trek berjudul ‘TheGreyField (vol.1)’ menjadi jembatan saya untuk lebih banyak mengetahui tentang mereka.
Pada 2017 The Grey Field adalah one man project yang di punggawai oleh Gerry seorang. Namun di tahun 2018, The Grey Field melibatkan dua personil baru untuk di bawa ke setiap aksi panggungnya, Elky sebagai Bassist dan Agist sebagai Drummer, pada tahun 2020 The Grey Field kembali melibatkan satu personil tambahan Rezki (Eki) di bagian gitar untuk memperkuat elemen-elemen ambient di setiap lagu yang akan di bawakan secara live.

Saya bisa bilang mereka cukup produktif, untuk band yang baru memulai langkahnya di tiga tahun terakhir, mereka sudah melahirkan belasan sampai puluhan amunini, dengan formulasi yang di pertahankan mereka membangun karakter yang cukup sulit di temui di ranah musik nasional.
Pada 2020 mereka merilis EP pertama, bertajuk ‘Station Of Sadnees’, saya ingat betul ketika beberapa teman membicarakan mereka dalam group Whatsapp, kabar mereka baru merilis sebuah EP saya sambut dengan meluangkan waktu satu jam di dalam kamar untuk mendengarkan amunisi terbaru mereka.
‘Tomber’ yang di dapuk menjadi repertoar pembuka, membuat saya sedikit kebingungan dan bertanya apa mereka sudah meninggalkan formulasi lama? Saya sundut rokok yang berada di mulut saya, ‘Lost Myself’ kembali meyakinkan saya, bawah mereka belum benar-benar meninggalkan garis biru yang sudah mereka buat dalam dua tahun terakhir.
Tetapi saat mendegarkan ‘The End’ saya yakini bahwa mereka sedikit menambahkan elemen lain pada keutuhan band, ya manusia memang statis begitu pula dengan musik, kali ini The Grey Field sedikit terasa bising dari sebelumnya, Instrumen yang lebih beragam dan teriakan tampa arah yang terkubur di belakang kebisingan banyak menghiasasi dinding suara mereka.
‘Tired of Trying’ dan ‘Dead Love’ masih mempertahankan suara yang di hasilkan pendahulu mereka pada ‘Silent Tears’ sementara ‘Floating away’ dan ‘Memories’ mengisaratkan bahwa The Grey field kini telah menjadi band sepenuhnya yang dipenuhi instrumen hasil olah bersama. Bukan one-man project lagi.
The Grey Field mungkin bisa menjadi angin segar yang mengisi kekosongan keberagaman musik emo di kancah musik nasional ini. Mungkin saya yang kurang digging, tetapi selama ini formulasi semacam mereka baru saya temukan pada The Grey Field saja di kancah nasional.
Gaya musik Trap yang di padukan dengan lead melankolis dan ambient pada instrumen lainya menjadikan mereka sebagai satu-satunya band yang terlihat dalam radar, memberikan pembaharuan dalam term emo di kancah musik nasional dengan warna mereka sendiri pada saat ini, siapa saya jika harus berharap mereka mempertahankan garis yang tidak perlu mereka lampaui lagi? Karena jujur saja formulasi seperti ini cukup menarik pada mata dan telinga saya.
Kalo kalian penasaran langsung aja friend, dengerin lagu mereka di sini!
Oleh Reza Ilham