Sepultura dan Eksplorasi Metal Tanpa Akhir: Dari Black Metal Hingga Nu Metal
Meski dikenal sebagai band thrash metal, nyatanya Sepultura sukses juga bikin album dengan genre lain.

Sepultura, sebuah band asal Brasil, telah menetapkan diri mereka sebagai salah satu kekuatan utama dalam dunia musik metal. Tetapi apa yang membuat mereka begitu menarik adalah eksplorasi mereka yang berani dalam berbagai genre dan pengaruh musik. Dari awal karier mereka yang penuh gebrakan hingga perubahan suara yang dramatis, artikel ini akan menjelajahi bagaimana Sepultura secara terus-menerus mengembangkan dan mengeksplorasi musik metal.
Sepultura muncul di kancah musik metal pada awal 1980-an dengan pengaruh kuat thrash metal dan death metal. Album debut “Morbid Visions” dan album-album awal lainnya menciptakan fondasi keras dan cepat yang akan menjadi ciri khas mereka. Namun, bahkan di awal karier mereka, tanda-tanda eksplorasi dan eksperimen telah muncul, memberi petunjuk tentang perjalanan yang akan datang.
Bestial Devastation (black metal)
Di rilisan perdana mereka, Bestial Devastation (1985), Sepultura terinspirasi oleh band-band awal black metal seperti Venom, sehingga bisa terdengar juga unsur genre tersebut di EP ini. Di rilisan ini, terasa juga unsur death metal dan thrash metal, yang di kemudian hari jadi ciri khas Sepultura, entah disengaja atau nggak.
Morbid Visions (death metal)
Setelah merilis EP “Bestial Devastation” pada tahun 1985, Sepultura muncul dengan “Morbid Visions” yang segera menjadi tonggak dalam evolusi mereka. Album ini mencerminkan pengaruh kuat dari gaya musik yang berkembang pada saat itu, namun tetap mempertahankan nuansa yang unik bagi Sepultura.
“Morbid Visions” menampilkan eksekusi musik yang brutal dan intens. Gitar dengan riff yang kejam dan solo yang mengiris serta vokal kematian yang menggeram menjadi ciri khas album ini. Sepultura berhasil menciptakan atmosfer gelap yang mengundang pendengar untuk merenung dalam kegelapan yang memikat.
Album ini membantu membentuk fondasi genre death metal, dengan pengaruhnya terasa pada banyak band yang muncul kemudian. “Morbid Visions” memperkenalkan banyak elemen yang akan menjadi karakteristik death metal, seperti ketukan yang cepat, riff teknis, dan lirik yang menggambarkan tema-tema mengerikan dan kegelapan.
Warisan “Morbid Visions” tidak hanya dapat ditemukan dalam perkembangan Sepultura sendiri, tetapi juga dalam keseluruhan landscape musik death metal. Album ini menetapkan standar baru untuk apa yang bisa dicapai dalam hal kekerasan dan kreativitas dalam musik ekstrim. Pengaruhnya dapat dirasakan pada banyak band death metal dan subgenre terkait.
Schizophrenia, Beneath the Remains, Arise (thrash metal)
“Morbid Visions” memang memperkenalkan elemen-elemen thrash metal yang keras dan cepat, tetapi itu hanyalah permulaan. Lewat “Schizophrenia” (1987), “Beneath the Remains” (1989) dan “Arise” (1991), Sepultura menemukan suara mereka yang unik dengan mencampurkan thrash metal dengan elemen death metal dan eksperimen tribal.
Schizophrenia (1987): Embracing the Chaos:
“Schizophrenia” adalah tonggak awal bagi Sepultura dalam membuktikan kualitas mereka dalam genre thrash metal. Album ini menghadirkan kombinasi yang menghancurkan antara riff cepat, solo gitar yang memukau, dan vokal yang penuh amarah. Eksplorasi tema-tema gelap dan kekacauan emosi menciptakan atmosfer yang kuat dalam album ini, mengukuhkan posisi Sepultura di dalam dunia thrash metal.
Beneath the Remains (1989): Mastering the Craft:
Sebagai penerus “Schizophrenia,” “Beneath the Remains” melambangkan kedewasaan dan kecanggihan Sepultura dalam bermusik. Dengan produksi yang lebih bersih dan teknikalitas yang lebih terasah, album ini menampilkan riff yang rumit, struktur lagu yang matang, dan pengaruh death metal yang semakin kuat. Ini adalah langkah signifikan dalam mengukuhkan Sepultura sebagai salah satu kekuatan dominan dalam dunia thrash metal global.
Arise (1991): Ascension to Iconic Status:
“Arise” menjadi puncak pencapaian Sepultura dalam genre thrash metal. Album ini membawa pengaruh death metal ke dalam kemasan thrash yang kuat. Dengan lirik yang mencerminkan realitas sosial dan politik yang keras pada saat itu, “Arise” mampu menjangkau audiens yang lebih luas tanpa kehilangan esensi musik thrash. Lagu seperti “Dead Embryonic Cells” dan “Arise” membuktikan kemampuan Sepultura untuk menghadirkan lagu yang catchy dan berdampak.
Chaos AD (groove metal)
“Chaos A.D.,” dirilis pada tahun 1993, merupakan momen penting dalam evolusi Sepultura menuju arah groove metal. Album ini menggabungkan riff berat dengan ritme yang kuat, menciptakan groove yang menarik pendengar masuk ke dalam musik. Melalui lagu-lagu seperti “Refuse/Resist” dan “Territory,” Sepultura berhasil mengukir tempatnya dalam pantheon genre groove metal.
Salah satu aspek yang membedakan “Chaos A.D.” adalah pesan sosial dan politik yang dibawanya. Lirik-lirik lagu menggambarkan ketidakpuasan terhadap ketidakadilan sosial, rasisme, dan tekanan politik. Album ini tidak hanya mengandung kekuatan musikal, tetapi juga menjadi medium untuk mengamplifikasi pesan yang mendalam.
“Chaos A.D.” tidak hanya memengaruhi arah musik Sepultura, tetapi juga memberi dorongan pada gerakan groove metal secara keseluruhan. Album ini memperkenalkan groove yang kuat dan berat ke dalam repertoar metal yang lebih luas, membentuk karya-karya dari band-band seperti Pantera dan Machine Head.
Roots (nu metal)
Dalam perjalanan eksplorasi musik metal yang terus berkembang, band-band sering mencari cara untuk menggabungkan elemen-elemen baru ke dalam suara mereka. Salah satu contoh menarik adalah album “Roots” oleh Sepultura. Dirilis pada tahun 1996, “Roots” menampilkan pergeseran dalam arah musik yang lebih eksperimental, menghadirkan sesuatu yang kini disebut “nu metal”.
Salah satu aspek paling menonjol dari “Roots” adalah penggunaan elemen etnis dan tribal dalam musik. Sepultura mengambil inspirasi dari musik dan budaya Brasil serta dari suku-suku asli, dan mengintegrasikannya ke dalam komposisi mereka. Ini terdengar dalam penggunaan perkusi tradisional dan melodi etnis yang menciptakan suasana yang kaya dan berbeda.
“Roots” memainkan peran penting dalam membantu membentuk wajah awal genre nu metal. Album ini menjadi inspirasi bagi banyak band nu metal yang datang kemudian, mengilhami pendekatan yang lebih eksperimental dan penggabungan elemen budaya. Pengaruhnya terasa pada karya-karya band-band seperti Korn dan Slipknot.