Sadar Enggak Kalau Lagu-lagu Band Mayor Lokal ini Punya Komponen Musik yang Keren?

Teks: Ilham Fadhilah

Saya yakin enggak sedikit dari para pendengar musik yang menggagap kalau band-band mayor lokal kebanyakannya hanya memiliki katalog musik picisan sehingga seringkali terabaikan. Memang, saya pun setuju kalau kebanyakannya seperti itu. Terbukti dengan tidak lagi masifnya band-band jebolan mayor label hari ini yang outstanding secara kualitas. Yaaa, saya rasa itu pertanda yang sahih kalau industri musik arus utama sudah tidak terlalu diminati lagi sekarang.

Tapi ternyata enggak semuanya seperti itu. Masih banyak deretan lagu yang sebenarnya memiliki komponen musik yang oke dan enggak kalah keren dari musik-musik arus pinggir selera kamu. Selain sebenarnya memang enak dan memiliki nada yang catchy, komposisi instrumen musiknya pun enggak murahan alias lumayan keren. Sila disimak daftar di bawah ini, friend!

Drive – “Tak Terbalas

Grup yang cukup lekat dengan sosok sang vokalis, Anji (saat itu) ini memiliki katalog rock altenatif yang lumayan catchy berjudul “Tak Terbalas”. Bertempo sedang namun memiliki gairah irama yang menggebu-gebu. Meskipun narasi lirik yang dibawakan tak jauh berbeda dengan band-band mayor lokal kebanyakan. 

Menurut saya, bagian chorus-nyalah yang membuat lagu ini keren. Pengambilan nada yang tak umum berpadu dengan suara Anji yang mampu membuatnya menjadi seakan berkilauan. Alur lagunya pun sederhana, tanpa membuat pendengar jenuh atau bahkan muak mendengarkannya. 

TIC – “Terbaik Untukmu”

Band asal Surabaya bentukan akhir tahun 90-an ini memang banyak dikenal lewat lagunya yang berjudul “Terbaik Untukmu” rilisan tahun 2001 ini. Namun, sekarang saya baru menyadari kalau hal itu maklum dan memang seharusnya terjadi. Lagu ini memiliki nada yang comfortable untuk di dengarkan dari waktu ke waktu. Sederhananya, kamu nggak akan merasa ketinggalan zaman meski baru mendengarkan lagu ini sekarang.

Nidji – “Disco Lazy Time”

Sayup-sayup new wave yang menyelusup lewat band jebolan mayor label mungkin tertuang dalam salah satu lagu milik Nidji ini, “Disco Lazy Time”. Tempo konstan ala post-punk dengan hentakan spirit new wave membuat lagu ini menjadi penyegaran saat era band-band mayor label masih banyak diminati meskipun semuanya terkesan generik.

Alexa – “Jangan Pernah Pergi”

Meski memiliki narasi yang tak jauh berbeda dengan tumpukan lagu cinta picisan lainnya, namun “Jangan Pernah Pergi” menurut saya memiliki keunggulan tersendiri. Sebagai lagu dengan nuansa romansa yang pekat, mereka justru tak menuangkan kesan dramatisnya ke dalam komposisi musiknya. Instrumennya malah lebih sederhana, sehingga lagu ini terdengar lembut dan nyaman di telinga.

Bagian terbaik dalam lagu ini menurut saya adalah bagian pre-chorus-nya. Kebanyak lagu cinta (yang seumuran dan satu lingkar dengan mereka) membuat bagian ini terdengar berlebihan karena merupakan jembatan menuju bagian yang menjadi andalannya (chorus), namun mereka malah mengeksekusinya dengan cara lain; lebih kalem namun tetap tepat sasaran.

Dewa 19 – “Roman Picisan”

Memang sulit rasanya untuk tidak menyertakan grup besutan Ahmad Dhani tersebut dalam daftar ini. Tak dapat dipungkiri kalau mereka juga merupakan salah satu nama band lokal yang berhasil membuat musik rock dengan dalih cinta (yang banyak disuarakan band-band mayor label lokal) diminati semua kalangan.

“Roman Picisan” adalah salah satu lagu yang sukses membuat dalih cinta menjadi terkesan elegan. Selain lagu ini memang memiliki komposisi musik yang megah, namun saya rasa Dewa 19 formasi Bintang Lima (2000) memang menjadi era terbaik bagi mereka.

Peterpan – Langit Tak Mendegar

Rasanya seperti melakukan dosa jika tidak memasukan nama Peterpan pada daftar ini, pesona sang vokalis dan musikalitas yang cukup beyond di bandingkan band major lainya, menjadikan Peterpan yang selalu di terima dan nggak kena counter culture dari ranah musik indie Indoensia. Dalam Lagu taman langit formula alternatif seperti Smashing Pumkins, jelas terdengar. ada yang menarik dari gaya penulisan narasi dari mereka, menurut saya apa yang di tuliskan oleh aril sebagai pentolan mereka selalu memiliki arti yang multitafsir dan itu cukup jenius.

 

Jika ada satu band yang mewakilkan rasa remaja dengan penyampaian tidak picisan, Maliq & D’essentials adalah jawabanya. Himalaya adalah lagu romansa yang tidak terdengar berlebihan. Dentingan pioano yang stagnan di tambah ornament manis dari kemunculan synthesizer di beberapa part lagu, mengantarkan vokal dari Angga yang lembut kepada formula paling terbaik dari pop Indonesia diranah major yang terkadang terdengar belebihan dan payah.

 

Angin segar dari ranah major tentu saja adalah Isyana Sarasvati, album refleksi organik yang ia keluarkan adalah sayatan tajam di ranah major Indonesia. Lagu Lexicon dari album yang bertajuk sama adalah hal yang cukup gila. Nada-nada sayup seakan berkilauan, diiringi suara secara perlahan Isyana berlantun dengan lembut. Pendengar dibuat kebingungan pada 50 detik awal–entahlah, saya sih begitu. Hingga akhirnya drum menghentak, Gokil! Instrumen progressive metal yang mengingatkan pada Periphery atau Animals As Leaders–walau enggak seekstrem mereka–menyambut di pembukaan trek. Tak pernah terlintas dalam kepala akan menemukannya dalam karya seorang Isyana! Gila! saya nobatkan, LEXICON is the greatest album from indonesian women singer of the decade!

Dan merupakan singel kedua Sheila on 7 yang diluncurkan setelah “Kita” dari album Sheila on 7 (1999). Bisa dibilang “Dan” merupakan singel fenomenal dan membuat personelnya saat itu, Duta (vokalis), Eross (gitaris), Sakti (gitaris), Adam (bassist), dan Anton (drummer) dikenal di kancah musik Indonesia. Lagu ini sangat berhasil meracuni dan mengharu biru pencinta musik di seluruh Indonesia. Jika saya katakan sekali lagi, kenapa sih ranah major pop indonesia begitu melancholic? ya mungkin saja karena band-band pentolanya membawakan formula yang nyerempet emo padahal engga. di luar dari itu Dan, memiliki struktrur yang pas. Gitar yang terdengar rendah di padukan dengan sayatan violin, emang sedih si lagu ini.

 

 

 

Related Articles

Back to top button