Review EP Rassuk – Perplexed & Vexed

Perplexed & Vexed: Cakap mendulang agresivitas yang dibalut mentah dengan segala carut marutnya.

Sebagai penggemar Converge, rasanya kurang afdol jika tidak berceloteh tentang EP perdana dari Rassuk, Perplexed & Vexed. Antusias? Sudah pasti. Bahkan sejak Rassuk mulai melontarkan single debut-nya, “Fractured”, lebih dulu. Ya, lagu yang sekilas intro-nya mengingatkan saya dengan “Heaven in Her Arms” milik Converge itu.

Sejak mendengar single tersebut, memang benar adanya bahwa Rassuk kerasukan Converge. Atau bisa juga Botch dan kawan-kawan sespesiesnya. Mulai dari pemilihan ketebalan sound gitar, tingkat kerumitan dan agresivitas yang terkesan ingin membunuh pendengarnya, serta jeritan vokal dari kedua vokalis berbeda (Diego Shefa dan Rifky Bachtiar) yang memekakkan telinga, sehingga mampu memberi penekanan untuk sisi emosional lagu.

Namun, bukannya saya merasa risih dengan kemiripan tersebut, tetapi justru malah tak sabar menunggu kelanjutan dari karya-karyanya, bahkan penampilan panggungnya. Alhasil, karena mereka belum kunjung mengabarkan kapan akan tampil, maka dari itu saya hanya bisa melahap semua lagu di EP-nya sampai sekarang.

Salah satu yang menarik perhatian, yakni lagu dengan lirik bahasa Indonesia di trek pertama, “Hitamatih”. Kemuraman lirik lagu ini berhasil disampaikan tanpa basa-basi dimulai dari penuturan vokal dan rentetan ‘kekacauan’ yang dihasilkan tiap instrumen.

Selain materi musik yang menjadi jempolan, kualitas produksinya juga terbalut dengan baik. Insiatif yang patut diapresiasi adalah bagaimana mereka membiarkan semuanya terdengar kasar dan tak banyak polesan. Alhasil, berhasil memupuk rasa carut marut yang hinggap di tiap ledakan lagunya.

Namun, karena saya begitu keranjingan terhadap EP ini, satu-satunya kelemahan yang dimiliki Perplexed & Vexed adalah total durasi yang sangat minim. Dengan kata lain, saya hanya meminta lebih dari sekadar enam lagu saja. Bisa diartikan, bahwa saya atau mungkin pendengar lain di luar sana sudah siap terhadap hujaman lagu yang lebih banyak dalam balutan album untuk kedepannya.

Karena sampai saat ini, saya belum merasa kekenyangan. Bahkan belum terpikir kapan akan melepeh lagu-lagu tersebut, dan menguburnya dalam-dalam. Karena EP ini masih mampu memantik lontaran kata-kata kasar hingga saat ini, akibat cakap menggedor rasa candu saya berulang kali.

Semoga kalian yang mendengarkannya juga begitu!

Related Articles

Back to top button