NTRL, Pionir Alternatif Rock Lokal yang Nyeleneh

Siapa sangka, lagu ‘Wa..lah’ yang populer semenjak tayang di MTV Indonesia menjadi penitik awal karir unit asal Jakarta ini untuk terus menorehkan namanya sebagai dedengkot dengan label alternative-rock lokal. Tembang Wa..Lah’ merupakan andalan album perdana dengan judul yang sama dan dirilis pada tahun 1995 di bawah naungan Bulletin Musik.

Satu hal yang membuat telinga saya cukup terperangkap pada band ini saat awal mendengarkannya semasa masih menduduki bangku putih biru, suara khas Om Bags yang memiliki posisi tersendiri dalam indera pendengaran, dan penulisan liriknya yang cukup apik. Pasalnya, beberapa lagu mereka terdengar sembrono, namun pada beberapa bagian lainnya justru kalimat-kalimat hiperbola yang disusun sedemikian rupa tanpa terdengar lebay sedikitpun di kuping saya, malah pada akhirnya kesan jujur lah yang terbesit di benak saya.

NTRL (dulunya populer dengan nama Netral) merupakan sebuah trio yang awalnya dihuni oleh Bagus Dhanar Dhana (vokal, bas), Gabriel Bimo (drum), Ricky Dayandani alias Miten (gitar). Posisi ini kemudian digantikan oleh Eno Gintara Riyanto (Eno) sebagai penabuh drum, dan Christoper Bolleymer (Coki) sebagai departemen enam senarnya. Bagus menjadi satu-satunya personel yang masih bertahan dari awal terbentuknya hingga saat ini.

Netral Wa Lah
Waa..lah (1995)

Mengawali debutnya dengan Wa..Lah’ (1995), NTRL (saat itu masih dengan nama Netral) terus menelurkan album-album dengan judul yang nyeleneh macam, ‘Tidak Enak’ (1997) ‘Album Minggu Ini ‘(1998), ‘Oke Deh’ (2001),  dan (yang paling saya suka) ‘Kancut’ (2003), lengkap dengan sampul ilustrasi pakaian dalam warna putih. Ngaco. Namun, justru hal tersebutlah yang saya sukai dari mereka.

Trio tersebut terbentuk pada tahun 1991, berangkat dari persahabatan SMA Negeri 55 dan SMA Negeri 60 Jakarta. Awanya mereka memainkan musik dari nama-nama kaliber seperti Nirvana, Sonic Youth, The Cure, Sex Pistols, dan lain-lain. Panggung ke panggung, waktu ke waktu, rasanya terus membuat mereka mengalami pendewasaan, sehingga akhirnya memutuskan untuk membuat karyanya sendiri. Pada tahun 1994, perilisan album perdana mereka dinaungi produser yang masih berkaitan dengan PT. Indosemar Sakti. Hasilnya adalah mereka berhasil menjual lebih dari 80.000 unit kaset dan CD-nya.

Lika-liku perjalan dalam band pun mereka lewati; termasuk perihal bongkar pasang personel. Pada tahun 1998, tepatnya bulan Juli, Bimo memutuskan untuk hengkang dari Netral dan kemudian posisinya digantikan oleh Eno. Begitupun pada tahun 2003, Coki ditetapkan sebagai gitaris untuk menggantikan posisi yang dulu sempat didiami Miten. Formasi tersebutlah yang akhirnya tetap bertahan hingga hari ini.

Terlepas dari kesan nyeleh yang mereka sematkan, nyatanya itu dapat menjadikan daya jual tersendiri sebagai sebuah band dengan leburan distorsi dan ketukan drum kering yang sering kita dengar di musik-musik punk. Membawa nama mereka mengisi mengisi soundtrack dari beberapa film ternama yang cukup familiar di telinga. Sebut saja Laskar Pelangi (2008), dalam trek ‘Lintang’, dan Garuda Di Dadaku (2009) dengan judul yang sama dengan filmnya.

2018 05 18 46186 1526633306. Large
Thejakartapost.com

Berlalu ke tahun 2015, mereka pun hadir dengan nama NTRL, dan di tahun yang sama pun album ‘11/12′ lahir. Di bawah nama baru nyatanya tak membuat nuansa yang dibawakan menjadi berbeda. Album ‘11/12′ masih masuk sebagai daftar putar yang membawa nostalgia pada karya-karya mereka sebelumnya. Mungkin, kamu baru menyadari kemunculan mereka lagi lewat  trek ‘Sakit Jiwa’ di salah satu iklan e-commerce yang sering muncul di televisi. Entah berapa tahun yang lalu, yang jelas saat itu saya baru ngeuh jika Netral sudah berganti nama menjadi NTRL.

Ngebutnya mereka memainkan ‘Sakit Jiwa’ mengingatkan saya pada salah satu trek di album ‘Paten’ (1999), yaitu ‘Babi’. Namun kali ini dengan takaran “ugal-ugalan” yang lebih padat. Album ini masih diramu dengan komposisi lagu-lagu ngaco bersatu dengan beberapa tembang-tembang manis nan jujur. Bertambahnya usia nampaknya tak menjadikan mereka menuju pendewasaan yang condong ke arah medioker.

Youtube Player

Kemudian di tahun 2018 lalu, mereka merilis ‘XXV’ sebagai “reinkarnasi” beberapa tembang, namun diikuti dengan lagu-lagu baru di dalamnya. Berjumlah 26 trek, dengan komposisi 7 lagu baru dan 19 katalog lama mereka yang diaransemen ulang. Sejauh ini, karakter musik mereka masih terakurasi dengan tepat sebagai karakter yang sudah mereka usung selama ini. Entah bagaimana mendeskripsikan seperti apa musik mereka itu, hanya saja saya bisa menyebut, “Ini Netral” mau namanya NTRL atau apapun itu.

Nah, ngomong-ngomong, ada kabar baik buat kalian yang ingin menyaksikan mereka. Sound To Screen akan memboyong mereka di edisi Minggu ini. So.. jangan lewatkan penampilan mereka di Sound To Screen pada hari Minggu jam 8 malam, eksklusif hanya di www.richmusiconline.com

Oleh: Ilham Fadhilah

Related Articles

Back to top button