Mengingat Sar* Benett, Scene Queen Kebanggaan Sobat Emo di Era 2000an

Kalau kamu sudah bermain myspace atau friendster pada era tahun 2000an, kamu pasti tidak asing dengan foto yang ada pada featured image dari artikel ini. Seseorang yang jadi idola para scenester ataupun penikmat musik pada era tersebut yang didominasi oleh musik emo. Saking iconic dan berpengaruhnya, predikat scene queen mungkin pantas diberikan kepada dara bernama Sarijah Ashley Fenwick alias Sar* Benett.

Berbeda dengan personanya di atas panggung yang terkesan serampangan dan agresif, dara keturunan Jawa-Australia tersebut ternyata adalah seorang yang pemalu, bahkan beberapa teman sekolahnya menganggap dirinya sebagai orang yang aneh, karena menyukai musik dan berdandan secara berbeda dibandingkan orang kebanyakan pada saat itu.

Selain itu, ternyata pada usianya yang masih belia, dia harus menghadapi sebuah masalah keluarga yang cukup berat. Hingga pada Oktober 2008, dia bertemu dengan teman-temannya untuk kemudian membentuk sebuah band bernama Deadmaya yang memainkan musik screamo. Bermusik bersama Deadmaya ternyata merupakan salah satu upaya untuk memulihkan dirinya dari masalah tersebut.

Seiring dengan berjalannya waktu dan keberadaan sosial media seperti myspace dan friendster, Sar* Benett tiba-tiba menjadi internet sensation pada era tersebut karena cukup sering mengunggah foto selfie dirinya pada laman sosial media. Ciri khas gaya berpakaiannya yang mengombinasikan antara dandanan ala goth yang diberi aksen cute dengan aksesoris Hello Kitty serta rambut warna warni, sepintas mungkin terlihat seperti dandanan para suicide girls, namun dengan tanpa tato.

Oleh karena hal tersebut, dirinya semakin dikenal bukan hanya di Indonesia saja, bahkan gaya berpakaiannya dijadikan sebagai referensi bergaya oleh para emo girl dari seluruh dunia. Coba saja kalian bandingkan foto Sar* Benett dengan foto para emo girl yang beredar di internet, terutama pada saat itu, maka kalian akan menemukan banyak kesamaan dari segi penampilan.

Rasanya para remaja yang sudah aktif berinternet pada era tersebut, baik yang memang menyukai musik emo ataupun tidak, setidaknya memiliki minimal 1 buah foto dari Sar* Bannett untuk dijadikan sebagai wallpaper atau profile picture pada akun MIRC ataupun Yahoo! Messenger mereka. Namun, ada juga beberapa oknum yang menggunakan foto Sar* Benett untuk membuat akun fake pada akun sosial media dengan nama yang beraneka ragam. Sehingga bagi yang belum mengenalnya, akan menyangka bahwa itu adalah akun asli.

Menuju akhir tahun 2000an, Sar* Benett mendadak menghilang dari peredaran seiring dengan menghilangnya platform yang membesarkan namanya tersebut. Ada banyak spekulasi yang beredar mengenai “hilangnya” Sar* Benett dari peredaran, ada yang bilang bahwa dia telah meninggal, ada juga yang bilang dia telah pindah dan menetap di Australia. Sampai saat ini belum ada info jelas mengenai keberadaan pasti dari wanita kelahiran tahun 1986 tersebut.

Hal tersebut tentunya sangat disayangkan, selain Indonesia kehilangan seorang scene queen yang cukup iconic, nasib Deadmaya sebagai band yang menaunginya juga akhirnya menghilang dengan hanya meninggalkan sebuah EP berisikan 4 track saja, tanpa adanya rilisan lain. Padahal, menurut laman facebook­-nya yang sempat aktif sesaat pada tahun 2018 silam, mereka memiliki 6 buah track lainnya yang belum dirilis sama sekali.

Saya harap, dalam waktu dekat, mereka akan melakukan sebuah reuni, menyusul tren band-band lawas yang belakangan melakukan reuni. Atau kalau permintaan tersebut terkesan terlalu muluk-muluk, setidaknya mereka merilis beberapa karyanya yang terbengkalai melalui format digital. Selain menghabiskan rasa penasaran mengenai materinya yang belum dirilis, bisa juga menjadi sebuah momen untuk bernostalgia mengingat semasa Deadmaya dan Sar* Benett masih berjaya.

Hingga saat ini, saya rasa belum ada sosok untuk menggantikan posisi seorang scene queen yang iconic seperti seorang Sar* Benett. Kalau menurut kamu, kira-kira siapa nih, sosok yang cocok untuk mendapatkan predikat scene queen tersebut sekarang, friend?