Mengingat Kembali ‘Enema Of The State’, Album Fenomenal Blink-182 Yang Genap Berumur 21 Tahun

Siapa yang menyangka album lagu-lagunya bercerita seputar humor toilet dan polemik masa remaja yang rilis di tahun 1999 itu akan memulai ledakan tren pop punk global yang masif?
Medio 1999, punk bukanlah genre musik yang baru. Bahkan sebetulnya sudah ada Green Day yang terlebih dahulu membuat dobrakan di tahun 1994 lewat debut album mayor labelnya, Dookie, yang kemudian disebut sukses membawa musik punk ke tingkatan yang baru dan juga sekaligus meleburkan etos dibalik musik tersebut dengan budaya populer dalam skala sosial yang akhirnya tidak lagi menjadi eksklusif.
Namun, entah kenapa penerimaan publik terhadap album mayor label perdana milik Blink 182 terasa tidak begitu kontroversial dibanding apa yang Green Day alami di masa lalu? Malah, album ‘Enema Of The State’ lebih disukai oleh publik dan lagu-lagunya menjadi favorit bagi orang-orang di generasi masa itu.
Album Blink-182 yang halaman cover-nya dihiasi oleh wajah Janine Lindemulder —kalau kamu tahu siapa dia, kamu dipastikan dari generasi VCD bokep— tersebut menyempurnakan apa yang Green Day belum pernah lakukan: menulis lagu-lagu punk yang catchy dengan lirik yang sangat relatable dengan kehidupan sehari-hari.
12 lagu yang mengisi album itu terasa sangat nyaman di telinga untuk ukuran sebuah album punk. Tak hanya itu, album ini juga mampu menyajikan manifestasi kekonyolan lirik yang terinspirasi dari kehidupan sehari-hari. Belum lagi single andalan dari album tersebut yang berjudul ‘What’s My Age Again?’
Single ini memberikan impresi yang tidak akan pernah dilupakan bagi orang-orang yang menyaksikan video klipnya di televisi.
Bukan hanya ‘What’s My Age Again’ saja, hampir seluruh lagu yang terdapat dalam album Enema Of The State mempunyai daya tarik tersendiri. Dari segi musikalitas misalnya, beberapa lagu di album ini menyajikan sound yang berbeda dari apa yang biasa Blink lakukan di beberapa album indie mereka yang sebelumnya. Jika di album-album indie mereka biasanya main punk yang super ngebut, di album ini Blink mempunyai beberapa lagu punk yang middle-tempo dan lebih mudah diterima oleh telinga pendengar dari kalangan mainstream.
Sebut saja contoh lagu ‘All The Small Things’ yang pola ketukan dan progresi akor-nya sangat pop. Ya, hanya tiga kunci gitar di lagu ini lho! Atau ‘Going Away To College’ yang sangat manis layaknya lagu-lagu pop berdistorsi tipis.
Tentunya, selain aspek musiknya, aspek lirik menjadi ujung tombak dari album ‘Enema Of The State.’ Duo Tom DeLonge dan Mark Hoppus sangat piawai dalam menyusun narasi yang sangat menarik bagi para pendengarnya yang terdapat di segmen remaja tanggung dan anak kuliahan pada masanya.
Mereka sukses menggubah lagu yang bercerita tentang putus dan jatuh cinta (‘Don’t Leave Me,’ ‘Dysentary Gary,’ ‘Going Away To College,’ ‘All The Small Things’), konspirasi alien yang polos (Alien Exist), hingga topik yang serius seperti bunuh diri di usia muda (Adam’s Song). Jangan lupa! Ada banyak sisipan lirik ‘jorok’ dan berunsur pornografi ala remaja yang sering mereka masukan ke beberapa lagu. Brilian sekaligus konyol.
Jika diteliti dengan seksama, keberhasilan ‘Enema Of The State’ memberikan kontribusi yang lebih besar kepada generasi pendengar album tersebut di masanya. Ya, album ini menginspirasi banyak anak-anak di zaman itu untuk memulai band pop punk. Tak bisa dipungkiri, band-band seperti Fall Out Boy, New Found Glory, atau siapa pun band pop punk favoritmu hari ini yang memiliki sound dan pembawaan yang hampir mirip dengan Blink, bisa dipastikan band-band ini terinspirasi dari band asal San Diego, Amerika Serikat tersebut.
Setelah 21 tahun rilisnya, album ‘Enema Of The State’ masih bisa didengarkan oleh generasi yang berbeda dengan penerimaan yang sama mengenai konten lagu-lagunya. Coba perhatikan, masih banyak pendengar musik era ini yang menyanyikan All The Small Things bila mendapat pertanyaan “lagu Blink-182 apa yang paling terkenal?”
Selain memiliki lagu yang tak lekang oleh waktu, konten lirik-lirik lagu di album tersebut juga masih berkaitan dengan kehidupan anak muda di masa sekarang.
Mungkin di masa depan, lirik-lirik ini masih sama-sama berkaitan selama konsep cinta monyet masa muda masih begitu-begitu saja. Sudah selayaknya kita semua berterima kasih kepada Blink-182 yang memberikan soundtrack masa muda –atau mungkin untuk generasi sekarang, soundtrack masa sekarang— yang sangat berkesan sepanjang masa.
Lalu, lagu Blink-182 mana yang jadi ‘Soundtrack of Your Life’ banget?