Menggabungkan Emo Dengan Math Rock, Hulica Pengin Jadi Band Yang Seru Dan Menyenangkan

Bikin komposisi musik di sebuah band itu nggak segampang bikin mie instan, friend. Kadang perlu referensi yang pas dan kerjasama yang mantap dari tiap personilnya. Belum lagi kalau ada personil yang punya ide lagu yang keren tapi seringkali pas dimainin bareng band malah nggak dapet feel-nya. Nah apa kabar sama band yang lagu-lagunya ‘njlimet’ kayak math rock ya?

For your information, math rock itu sebuah genre musik rock yang komposisi lagunya biasanya punya struktur atau akor yang super detail. Dari segi ketukan drum sampai perpindahan akornya presisi banget dan kadang nggak sesuai struktur lagu rock pada umumnya. Beberapa band yang mainin genre musik kayak gini antara lain This Town Needs Guns, toe, dan band asal Samarinda, Murphy Radio.

Beberapa tahun ke belakang, elemen math rock lebih sering terdengar di musik dari beberapa band emo. Banyak band mulai  mengimplementasikan teknik penulisan lagu yang rumit ala math rock ke musik emo sebagai pelengkap vokal autentik ala emo, contoh band yang paling masuk akal tentang konsep musik itu adalah American Football. Seiring waktu berjalan, kehadiran band-band yang terinspirasi dari apa yang American Football lakukan mulai ramai bermunculan. Termasuk di Indonesia juga nih, pelan-pelan mulai ada band-band emo yang musiknya nggak hanya berkutat di distorsi dan scream. Contohnya ada Eleventwelfth dari Tangerang dan Beeswax dari Malang.

Nah, di Bandung ada satu band yang bikin tim Rich Music kagum nih karena memainkan musik cutting-edge tersebut. Namanya hulica.

Hulica1
Via Dokumen Rich Music

Kamu nggak salah lihat kok, nama bandnya emang diketik dengan huruf kecil. Jadi bukan salah editor kami ya. hulica sudah bermain sejak tahun 2016 dan untuk ukuran band muda, prestasi mereka keren lho. Mereka pernah menjadi band pembuka band emo asal Cina, Chinese Football waktu manggung di Jakarta dan Falls, band emo asal Jepang, di Bandung tahun lalu. Mantep nggak tuh!

Anyway, beberapa saat lalu tim Rich Music berhasil menghubungi drummer hulica, Dimaz untuk ngobrol-ngobrol ringan soal musik dan apa rencana bermusik dari hulica kedepannya.

RM: Oke first thing first, kenapa sih nama bandnya harus diketik huruf kecil semua? Biar apa?

D: Sebenernya karena terinspirasi band-band Jepang kalau nulis nama bandnya pake huruf kecil sih.  Tapi ada filosofinya kenapa ditulis kecil. Itu menunjukkan kalau kita adalah band yang ramah, sopan, dan tidak menerkam. Lagunya juga slow… tapi bohong (tertawa)

RM: Oh gitu hahaha terus hulica sendiri artinya apa sih? Soalnya pilihan namanya lumayan unik nih. Soalnya nama band emo yang sering kami lihat itu terdiri dari tiga kata dan makna nama bandnya biasanya kelam

D: hulica tuh dari pelafalan kata ‘flicker’ di bahasa Jepang , ‘furika’. Tapi karena disana udah ada band Jepang namanya itu, kita plesetin jadi hulica. Maknanya pengin band ini jadi band yang menyenangkan, seru, dan ajib. Si nyambung (tertawa).

Sama kalau diperhatiin lagi, band-band emo jaman sekarang namanya banyak yang lucu padahal lagunya depresif bin sedih bener. Malah kita personally lebih suka nama band pendek tapi judul lagunya yang panjang (tertawa).

RM: Oiya, menurut kami musik hulica memang kental dengan elemen musik emo ala Jepang yang rumit dan muruluk. Kayaknya kalian emang terinspirasi dari band dari sana juga ya?

D: Iya. Karena kita di hulica suka banget sama the cabs (band emo asal Jepang-red). Tapi kita juga masih terinspirasi sama band-band barat sebenernya. Tapi ngomongin Jepang, dilagu-lagu baru yang lagi kita garap, bakal ada lick tapping yang aneh ala band Jepang. Ada juga beberapa part pendek yang terinspirasi lick lagu metal. Yaaa, pada akhirnya emang melebur semua influence dari tiga orang personilnya.

Hulica2
Via Google Image

RM: Kerennnn. Oh iya Dim, setelah penelusuran yang mendalam, salah satu tim kami bilang kalau kamu dulu pernah jadi admin grup Facebook ‘Real Emo Screamo’. Emangnya menurut Dimaz musik ‘real emo’ tuh yang kayak gimana? Soalnya kebanyakan orang hari ini ‘kan udah terlanjur mengasosiasikan emo dengan setelan baju hitam dan celana jeans super ketat plus rambut poni lempar

D: Anj*r (tertawa). Terungkap deh. Dulu sebenernya bermaksud buat mengumpulkan orang-orang yang suka sama band-band emo angkatan sebelum My Chemical Romance sih. Nah, karena istilah musik emo golongan itu nggak ada spesifikasinya, yaudah pakai nama “real emo”. Mohon maaf terkesan sotoy namanya, soalnya waktu itu bikin grupnya waktu SMP juga.

Menurut aing sih, karena aing lebih suka dengernya skramz (salah satu sub-genre musik emo yang pola lagunya lebih cepat dan kasar-red), bedanya itu emo jenis screamo lebih nge-grind tapi tetep melodius. Jadi musiknya tetep intens. Beda sama emo yang orang banyak tahu, soalnya udah pop-rock/pop-punk influenced.

RM: Boleh ceritain proses kreatif hulica pas bikin lagu nggak? Secara gitu, ‘kan komposisi lagu emo ala kalian cukup rumit ya. Gimana tuh bisa bikin satu lagu yang utuh dengan komposisi yang ‘ngitung’?

D: Biasanya kita brainstroming dulu terus jamming pas latihan. Emang susah sih bikin lagu kayak gitu. Kita juga suka nyoba buat bikin lagu dikit-dikit karena cape juga ngingetnya. Akhirnya sekarang kalau bikin lagu, gitaris kita bikin dulu guide kasar, baru aing isi drumnya. Baru bassnya menyusul. Jadi deh. Kalau oke, baru semuanya direkam ulang secara proper. Kalau lirik biasanya diisi setelah lagunya jadi.

RM: Lho sesimpel itu ya? Kami kira kalau math rock itu ada proses kreatif yang beneran ngitung struktur dan biramanya. Kayak lagu kalian yang I Heard You Like Jazz. Itu ‘kan pusing banget strukturnya. Coba dong dijelasin!

D: Kalo lagu itu emang lagu pertama yang kita bikin kolektif dari beberapa lick gitar random yang Yana (gitaris) bikin. Kalau proses ngitung, lebih Yana yang mikirin. Buat drumnya sih aing mencoba pas-pasin aja. Kalau nggak cocok, paling part-nya dipotong. Gimana feeling sih.

Youtube Player

RM: Paham-paham. Oke kita ngomongin rilisan kalian aja deh. Sejauh ini hulica udah rilis apa aja? Apa ada rencana buat bikin album penuh?

D: Kita udah ada empat single dan rencananya mau rilis EP di bulan Juli. Semoga lancar deh. Oh iya, sama 3-way split. Semoga bisa rilis di bulan September.  Kalau album penuh, semoga bisa tahun depan kesampaian. Soalnya kita kalo bikin lagu lama (tertawa).

RM: Mantep. Kita main pop quiz ya sekarang, Kami bakal menyebutkan dua kata dan Dimaz harus pilih salah satu yang Dimaz banget. Oke kita mulai.

My Chemical Romance atau Story Of The Year

D: Story Of The Year. Suka sama live performance-nya. Banyak aksi salto (tertawa)

Dochi zaman The Side Project atau Pee Wee Gaskins

D: Zaman pas sama PWG kali ya. Lebih keren penampilannya

Mending punya pacar cantik tapi sering nggak akur atau akur banget tapi penampilannya nggak sesuai tipe?

D: Anj*r (tertawa). Akur tapi nggak sesuai tipe kali ya. Karena enak aja kalau punya pacar yang ngertiin kita banget. Jawaban munafik banget (tertawa).

RM: Bisa aja nih Dimaz. Eh Dim, rekomendasiin Rich Music dan pembaca beberapa band emo keren dong!

D: Coba dengerin vvachrri, Much, Murphy Radio, Ache, Shewn, Whitenoir, eitherway. Semuanya lokal punya dan mantep banget.

Terima kasih untuk Dimaz dan hulica untuk obrolannya yang menyenangkan. Dengarkan musik hulica disini: https://hulica.bandcamp.com/

Related Articles

Back to top button