Kisah Sukses Konser Hindia: Dari Dresscode Kepribadian Hingga Kota Fiksi yang Bercerita
Konser Hindia 'Malaikat Berputar di Jakarta': Lebih dari Sekadar Musik

Konser “Malaikat Berputar di Jakarta” yang digelar pada 30 September 2023 di Blue Valley House of Communion, yang sebenarnya berlokasi di Velodrome Jakarta, merupakan pengalaman unik buat para pengunjungnya. Acara ini adalah perpaduan antara musik dan seni pertunjukan yang memukau.
Blue Valley House of Communion merupakan ide dari Antara Suara saat mereka menggelar konser album ‘Lagipula Hidup Akan Berakhir’ oleh Hindia di Jakarta. Dengan tema ‘Malaikat Berputar di Langit Jakarta’, Antara Suara berusaha menciptakan konser musik berbasis pengalaman yang diterima dengan sangat positif oleh penggemar mereka. Ini tercermin dari kenyataan bahwa tiket konser tersebut berhasil terjual habis.
Untuk memastikan pengalaman sesuai harapan, promotor mengajak penggemar untuk mengikuti berbagai peraturan, termasuk menggunakan dresscode sesuai dengan hasil tes kepribadian yang diadakan dan membawa scarf kain. Meskipun ada beberapa penonton yang tidak mengikuti petunjuk untuk menutup mata dengan scarf atau penutup mata, sebagian besar mengikuti dengan patuh.
Pengunjung juga memiliki akses ke berbagai aktivitas yang disediakan, dengan peringatan bahwa beberapa di antaranya bisa memicu tekanan mental, termasuk dalam setlist lagu yang mengangkat konten tentang self harm, kekerasan dalam keluarga, trauma masa lalu, dan bahkan dapat menyebabkan kesedihan yang mendalam.
Seluruh area di Blue Valley House of Communion dirancang sebagai ruang ekspresi yang memberikan pengalaman baru bagi semua pengunjung. Area tersebut mencakup Tree of Soul, Wall of Reflection, Scream Machine, dan banyak lagi. Semua pengunjung dapat menikmati berbagai aktivitas yang ditawarkan di Blue Valley House of Communion, terutama pada puncak acara, yaitu konser album Hindia yang memukau dengan 35 lagu dan kolaborasi dengan seniman teater visual.

Hindia tampil mengesankan dengan dan juga berkolaborasi dengan beberapa musisi seperti Lomba Sihir, Teddy Adhitya, dan Idgitaf. Konser ini tidak hanya menghibur bagi penggemar Hindia, tetapi juga bagi mereka yang baru mengenal musiknya.
Kualitas sound yang cukup baik menambahkan dimensi audio yang memuaskan dalam konser ini, menghasilkan pengalaman mendengarkan yang lebih memikat.
Selain itu, penyelesaian konser pukul 22.00 WIB adalah keputusan yang bijak, memungkinkan para penonton yang menggunakan kendaraan umum untuk pulang dengan nyaman tanpa harus khawatir tentang tersedianya transportasi, mengingat kendaraan umum biasanya berakhir pelayanannya sekitar pukul 23.30 WIB. Hal ini menunjukkan perhatian terhadap kenyamanan dan keselamatan penonton, dan patut diapresiasi. Salut kepada penyelenggara konser atas keputusan tersebut.

Musik Hindia, memang bukan untuk semua orang. Namun pengemasan konsernya yang dapat membuat yang merasa Hindia bukanlah cup of tea mereka (contohnya, saya) menjadi mendengarkan LHAB di jalan pulang, adalah nilai plus tersendiri. Segala gimmick dirancang pas tanpa berlebihan, dan konsep konser yang bercerita, pastinya dikenang siapapun yang hadir.
Sepertinya bukan cuma Hindia yang pantas diberi tepuk tangan. Tapi juga para penulis ceritanya, desainernya, dan tentunya promotornya.