Kiprah Superglad di Scene Musik Rock Indonesia

Teks: Reza Ilham
Superglad adalah band rock Indonesia yang cukup berpengaruh pada zamannya. Superglad memperpanjang nafas punk rock di industri musik nasional setelah ledakan yang sebelumnya telah diinisiasi oleh Superman Is Dead. Pesona rockstar memang sudah begitu melekat dengan semua personilnya. Itu semua berkat kerja gigih yang mereka lakukan dari awal kemunculannya.
Jika merunut kepada awal mereka terbentuk, band ini memang bukan berisikan nama-nama baru. Buluk yang mengisi departemen vokal dan gitar adalah lulusan band punk pertama di Indonesia Antiseptic, lalu tiga personel lainnya yang juga rekan buluk di band sebelumnya, Waiting Room.
Awal karir

Terbentuknya Superglad berawal dari pertemuan antara dua personel band Waiting Room, Dadi (gitar) dan Agus Purnomo alias Giox (bass) yang ingin membentuk band baru setelah Buluk (vokal) memilih keluar dari Waiting Room lebih awal. Akhirnya ketiganya mengajak Akbar (drum) yang kala itu masih menjadi personil Betrayer untuk melengkapi formasi awal Superglad.
Dibentuk di tahun 2003, sebelum resmi dikenal dengan nama Superglad, band ini memiliki nama awal The Glad yang sebetulnya diambil dari inisial nama panggilan dari para personelnya. Namun sang manajer grup musik tersebut kala itu, Ozzy Big, mencetuskan nama baru yang ikonik sampai hari ini, yaitu Superglad.
Baca juga: Skill Is (Not Actually) Dead: Menguak Mitos Tentang Musisi Punk Rock Yang Katanya “Nggak Ber-skill”
Rilisan-rilisan krusial
Sebagai langkah awal kiprahnya, band asal Jakarta ini merilis sebuah EP yang bertajuk Laki-Laki yang berisi 4 buah lagu. Jelang beberapa bulan kemudian, mereka mendapat kontrak eksklusif dengan MTV yang mengharuskan mereka membuat rilisan musik video pertama mereka. Lagu “Tidurlah” yang berada di EP mereka didaulat sebagai lagu pertama mereka yang memiliki musik video demi meraih kesempatan yang diberikan stasiun TV musik legendaris tersebut.
Berkat kerjasama yang Superglad jalani dengan MTV membuat label-label besar dalam negeri tertarik untuk merekrut mereka ke dalam naungan bisnis mereka. BMG Indonesia pun berhasil meyakinkan Superglad untuk membantu peredaran album perdana mereka. Melalui rilisnya album perdana ini, nama Superglad sedikit demi sedikit mulai menggema di skena musik rock nasional.
Nama Superglad semakin harum dan mendapatkan atensi dari penikmat musik yang lebih luas khususnya di dalam negeri melalui album ketiga, Flamboyan di tahun 2008 dan album keempat Never Die pada tahun 2009. Kedua album tersebut membawa lagu-lagu andalan seperti “Teenflick Rockers”, “Flamboyan”,“Hey Nona” dan “D_4ll4Y5”.
Kesuksesan yang mereka dapat tidak membuat Superglad terlena. Di tahun 2011, mereka melahirkan album kelimanya yang bertajuk Cinta dan Nafsu. Setahun setelahnya, mereka merilis sebuah film dokumenter dalam format DVD bertajuk Kemarin, Hari Ini, dan Selamanya, Rock Together. Film tersebut berisikan perjalanan Superglad dari pertama kali terbentuk dan dilengkapi dengan obrolan dari berbagai narasumber yang cukup menarik.

Sebelum mereka berangkat ke album ke enam mereka terlebih dahulu membuat album kompilasi berisikan lagu-lagu terbaru mereka dengan format akustik, yakni Tanpa Distorsi. Namun dari sekian katalog albumnya, album Berandalan Ibukota yang dirilis di tahun 2013 terbilang spesial. Pasalnya, hampir semua lagu di dalamnya direkam melalui proses kolaborasi musisi-musisi mahsyur di Indonesia. Di album tersebut, Superglad mengajak Eben dari Burgerkill, Roy Jeconiah dan Farri Icksan Wibisana dari The SIGIT, hingga Ras Muhammad untuk turut mengisi lagu-lagu di dalamnya.
Momen hiatus dan comeback
Setelah empat tahun beristirahat, di tahun 2017 Superglad kembali dengan album ketujuhnya yang bertajuk Terangkan Dunia. Tapi tak lama dari rilisnya album tersebut, ada momen yang bisa dibilang definitif untuk karir Superglaf.
Setelah hiatusnya Buluk dari dunia musik selama kurang lebih 2 tahun, pada 2019 Buluk akhirnya kembali untuk memperkuat Supergald. Mereka merilis sebuah single bertajuk “Kembali” sebagai momen comeback-nya. Ironisnya, momen ini pun merupakan momen perpisahan yang harus dialami Superglad. Mereka harus merelakan mundurnya Dadi dari Superglad. Panggung terakhir Dadi sebagai personil Superglad terjadi di festival musik Synchronize Fest 2019.

Kehilangan personel tidak melemahkan Superglad. Setelah mundurnya Dadi, mereka merilis sebuah EP yang bertajuk Rockaholic Revival yang rilis pada Maret 2020 lalu sebagai tanda eksistensi dan reputasi mereka yang akan selalu siap untuk berkiprah di ranah musik Indonesia.