Ini Dia, Roadburn Festival: Wadah Pemuas Nafsu Hipster Musik Berkat Keunikannya

“Roadburn adalah prasmanan buatan tangan dari musisi berkualitas tinggi yang akan membantu Anda jatuh cinta lagi dengan musik. Salah satu festival paling unik di dunia, dan sangat penting bagi genre kami secara keseluruhan.” – Frank Gedla

Tanpa basa-basi, saya akan membuka dengan perkenalan dan rentetan keunikan dari Roadburn Festival.

Roadburn Festival adalah festival musik berskala internasional yang kerap digelar di Tillburg, Belanda, sejak 1999. Festival ini dibentuk sebagai spin-off dari blog musik Roadburn yang didirikan Jurgen van den Brand dan Hoeijmakers. Mulanya festival ini hanya berfokus pada band-band stoner rock. Namun seiring berjalannya waktu, Roadburn menjadi wadah yang mencakup seluruh spekrum musik heavy rock dan instrumental. Bahkan berbagai musik yang belum pernah kita lahap sebelumnya. Dalang di balik penyelenggaraan festival ini adalah Frijns (direktur pelaksana), Walter Hoeijmakers (promotor, direktur artistik), dan Becky Laverty (pers).

Berbicara keunikan festival ini, saya akan mengutip sedikit untaian dari Frank Gedla pada tulisannya di Metal Injection mengenai ‘alasan penikmat musik harus datang ke Roadburn Festival’.

Pertama, penemuan musik sebagai tujuan dari festival. “Penyelenggara festival, Walter Hoeijmakers, bersama dengan kurator tamu baru setiap tahun, bekerja tanpa lelah untuk mengisi daftar mereka dengan barisan yang mewakili jantung Roadburn. Band yang belum pernah Anda lihat, band yang belum pernah Anda dengar, dan band yang akan Anda juarai sebelum seluruh dunia mengetahui betapa hebatnya mereka,” ujarnya.

Kedua, setiap set sangatlah istimewa. “Selain para pendatang baru yang akan membuat Anda terkagum-kagum, barisan ini dilengkapi dengan kelas berat yang ingin menggunakan festival ini sebagai cara untuk meningkatkan kreativitas mereka lebih jauh. Salah satu tambahan yang menarik untuk festival ini adalah bagian musik yang dipesan, di mana Roadburn berperan dalam mengorganisir sebuah band untuk membuat musik baru untuk debut eksklusif di festival tersebut. Roadburn adalah tempat lahirnya kisah-kisah legendaris tentang band. Di situlah sejarah musik dibuat!,” ucapnya.

Ketiga, kita sebagai penonton akan dikelilingi orang-orang yang sepemikiran. “Ini adalah festival yang diisi oleh pecinta musik paling ekstrim yang tidak hanya berkumpul dan mencari tahu tentang band yang bermain, tetapi juga bertemu, bertukar, dan belajar tentang penemuan pribadi favorit masing-masing setiap tahun. Dalam pengertian ini, Roadburn lebih dari sekedar sebuah festival, tetapi sebuah komunitas pembuat selera yang didorong oleh para pesertanya yang datang dari seluruh dunia, dilengkapi dengan band-band baru untuk dibicarakan,” tuturnya.

Keempat, Roadburn untuk cinta, bukan uang. “Salah satu hal pertama yang Anda perhatikan di Roadburn fest adalah kurangnya papan nama sponsor, di mana pun di situs atau di program. Banyak dari hal ini berkaitan dengan sikap Walter Hoeijmakers untuk menjaga agar festival bebas pengaruh dari sponsor perusahaan, dan tidak menginginkannya tumbuh lebih besar dari saat ini dalam upaya untuk memperjuangkan kualitas daripada kuantitas. Mereka adalah perusahaan dengan minat terbaik para penggemar dan band, dan tidak pernah tentang perebutan uang tunai,” jelasnya.

Kelima, Kota Tillburg yang ramah dengan festival metal. “Lebih penting lagi, kota Tilburg tidak hanya mentolerir festival metal di pusat kotanya, tetapi juga sangat menghargainya. Hampir tidak ada tempat lain yang akan Anda temukan pejabat kota dan pemerintah menaruh minat pada festival metal yang jalanannya dipenuhi oleh para hesher dari seluruh dunia, dan berhak memuji karya Walter Hoeijmakers dan Becky Laverty untuk menciptakan pengalaman unik setiap tahun. Ketika sebuah kota benar-benar menyukai kunjungan kepala metal, itu menciptakan getaran yang sangat berbeda dari yang mungkin pernah Anda alami sebelumnya, dan layak untuk dikunjungi,” katanya.

Menanggapi berbagai hal yang dilontarkan Frank Gedla di atas, saya pun dapat merasakan kebenarannya. Setidaknya soal keunikan line up festival ini. Walaupun, saya belum pernah menyaksikan Roadburn Festival secara langsung. Salah satu buktinya yaitu dengan diundangnya duo asal Yogyakarta, Senyawa, di festival tersebut pada 2022 lalu. Kalian tahu kan betapa ‘nyentrik’ duo tersebut?

Selain itu, bukti lainnya yang saya dapatkan tentu saja dengan menilik diskografi berbagai penampil yang ada dalam sajian line up Roadburn Festival setiap tahunnya. Meskipun hanya bermodalkan Spotify dan YouTube, saya jadi menggemari beberapa band dan musisi yang memiliki musikalitas unik dan belum pernah didengar sebelumnya. Di antaranya seperti Russian Circles, Backxwash, Chat Pile, Thou, Emma Ruth Rundle, Years of No Light, Lingua Ignota, dan masih banyak lainnya. Buktikan sendiri omongan saya dengan mendengarkan sejumlah band dan musisi tersebut.

Tentunya, saya tidak ingin merasakan hal tersebut selamanya. Melainkan, ingin menikmati festival ini secara langsung suatu hari nanti. Setidaknya sekali seumur hidup. Saya harap kalian juga begitu. Karena tujuan artikel ini dibuat pun, sebenarnya-benarnya adalah untuk menciptakan hasrat kalian terhadap Roadburn Festival beserta para penampil yang pernah ada di sana. Karena festival ini merupakan salah satu suguhan istimewa yang pernah ada dalam industri musik dunia.

Saya bukanlah seorang yang expertise di bidang musik. Melainkan hanya orang biasa yang rela menggelontorkan separuh jiwanya untuk musik sama seperti kalian. Namun, tidak ada salahnya jika kalian meniru cara saya menjelajahi berbagai band dan musisi di festival tersebut. Setidaknya itu adalah sebuah solusi untuk kalian yang merasa stuck dengan musik yang itu-itu saja. Sehingga, kalian akan merasa terlahir kembali dalam mendengarkan musik, layaknya bocah yang bergairah ketika pertama kali mendengarkan lagu “Balonku”.

Related Articles

Back to top button