Billyscraft: Penghantar Nafas Pop Punk Mutakhir di Minahasa

Ah, lagi-lagi saya harus menulis sesuatu tentang pop punk mutakhir alias pop punk yang penulisan lagu dan penggubahan sound-nya diracik secara modern. Jujur, dari sekian banyak entri band submission beraliran “pop punk” yang masuk ke meja redaksi, hampir mayoritas bernuansa seragam. Narasi lagu yang sama, perubahan pola akor yang sama, pemilihan suara overdrive yang sama. Tapi  mau bagaimana lagi, nyatanya tren musik pop punk itu yang memang digemari dan “diakui” di Indonesia.

Namun dari ke-medioker-an tersebut, di entri kali ini saya lumayan agak terobati ketika mengetahui domisili band yang bernama Billyscraft ini. Mereka berasal dari Manado, Sulawesi Utara. Sebuah domisili yang sangat kurang terekspos di kancah genre musik cutting-edge. Tentunya hal ini menjadi penyegaran tersendiri mengingat genre pop punk berkembang lebih pesat dan lebih terekspos di tanah Jawa dan sekitarnya. Oleh karena itu, saya rasa Billyscraft bisa disebut sebagai penghantar nafas pop punk mutakhir di Minahasa. Cool.

Billyscraft Richmusiconline
Billyscraft (Via Dokumen Istimewa)

Meski dari nuansa lagu tidak ada yang istimewa dan masih memainkan kaidah pop punk mutakhir secara tangkas, Billyscraft sepertinya tidak main-main dalam menggarap lagu gubahan mereka sendiri. Di lagu terbaru mereka yang berjudul “Moving On”, dari aspek produksi lagu sampai promosi visual pun digarap dengan serius. Namun dengan potensi dan tekad yang serius seperti itu, sepertinya akan lebih baik kalau mereka berani keluar dari gelembung stereotip pop punk mutakhir. Mungkin bisa dikulik lebih dari narasi lirik yang dibawakan atau dari penggubahan struktur lagu.

Bukan tanpa alasan saya berbicara seperti itu, tapi untuk kamu memahami konteksnya, mungkin kamu harus mengingat momen ketika Neck Deep merilis “In Bloom”. Ketika Neck Deep membuktikan bahwa mereka lebih dari sekedar band pop punk ‘keren’ dengan pola lagu yang dihasilkan dari pengembangan Easycore lewat “In Bloom”, hal itu seperti menemukan uang Rp. 20.000 di dalam sakumu ketika kondisi finansialmu sedang baik-baik saja. It’s like you’re okay with your current situation and it feels better because you found something cool to enhance your day. Oke, mungkin itu analogi yang buruk dan konyol tapi intinya perubahan Neck Deep di “In Bloom” itu asyik.

Dari segi musikalitas, saya melihat ada potensi yang bisa Billyscraft lakukan untuk menggubah sebuah musik pop punk yang lebih menarik dibandingkan bermain di kolam yang itu-itu saja. Tapi yaaa, kembali lagi ke band-nya sih. Apa memang visi dan kesenangan mereka di nuansa pop punk mutakhir atau memang mau mencoba mencari identitas baru yang lebih unik dan autentik. Overall, Billyscraft patut diapresiasi sebagai salah satu darah muda potensial yang berasal dari daerah yang mungkin belum pernah terjamah mengenai keberadaan musik cutting-edge-nya. Peace.

Related Articles

Back to top button