10 Lagu Keren di Oktober Kemarin yang Harus Lo Dengar!

Dimulai dari pop hingga metal, 10 lagu keren yang rilis di bulan Oktober kemarin harus lo dengar!

Bulan Oktober kemarin, kancah music Indonesia dipenuhi talenta yang cukup mengejutkan. Sebab, beberapa nama baru yang tak disangka justru menunjukkan tajinya secara mengagumkan, serta terasa memiliki hasrat ingin berbeda. Hal itu merupakan sesuatu yang positif agar para pendengar musik tak merasa bosan.

Selain itu, ada juga sejumlah nama lama yang tak ingin kalah menunjukkan kualitasnya. Bahkan, terdengar segar dengan berbagai eksplorasi dalam lagu terbarunya. Melihat fenomena tersebut, akan wajar rasanya jika kami merekomendasikan 10 lagu dari mereka yang rilis di Oktober kemarin yang wajib kalian dengar.

Siapa sajakah mereka? Berikut daftarnya di bawah ini.

Rassuk – A Light

Band asal Jakarta yang dihuni nama-nama lama seperti Prana Yudha ‘Avhath’ (gitar), Akbar Auliya ‘Amerta’ (drum) Diego Shefa ‘Noxa’ (vokal) dan Rifki Bachtiar ‘Revenge’ (vokal) ini mengejutkan kami dengan EP Perdananya, Perplexed & Vexed. Dari total 6 trek di dalamnya yang mengusung musik chaotic metal-hardcore layaknya Converge, kami tertarik merekomendasikan salah satunya yakni “A Light” untuk kalian nikmati.

Trek berdurasi sekitar 3 menit itu, berisikan berbagai hujaman gitar tebal yang agresif dengan feedback-nya, serta dibumbui tabuhan drum yang siap mencabik gendang telinga. Selain itu, struktur lagunya juga tak tertebak sehingga tidak terasa membosankan.

Tantrum – Parasinis

Pernahkah kalian terbayang seperti apa jika band Swerve Driver dan Sonic Youth bersekutu dalam satu lagu? Jika belum, sepertinya single “Parasinis” dari band asal Sukabumi yang digawangi  Gagas (gitar), Hill (bas), dan Blast (vokal, drum) ini mampu membantu kalian untuk menggambarkan gabungan kedua band legendaris tersebut.

Menariknya, meski lagu ini memiliki raungan gitar yang berisik, tetapi penuturan vokalnya dikemas dengan merdu. Padahal, tema lagu ini juga memaparkan kisah pemberontakan terhadap sesuatu yang intimidatif.

MOTHRAHEAD – Pandemonium

Unit baru bernama MOTHRAHEAD juga berhasil membuat terkesima dengan single perdananya, “Pandemonium”.  Menariknya, band ini juga beranggotakan sebagian nama-nama yang tak asing, seperti Benny (gitar), Arta ‘Sajama Cut’ (bas), Novri ‘Jengloth’ (drum), dan Done (vokal, synth).

Melalui siaran pers, dalam single ini mereka mengaku mengombinasikan banyak genre seperti metalcore, alternative metal, hardcore, dan groove metal. Menariknya, berbagai paduan tersebut dibungkus dalam porsi yang pas, sehingga tak terdengar berlebihan. Lewat single perdana ini, sepertinya perjalanan mereka cukup menjanjikan ke depannya.

Anggun Priambodo – Mama

Mendengar nama Anggun Priambodo, sepertinya sudah tak asing lagi dalam catatan musik independen Indonesia. Kontribusinya membuat berbagai video klip bersama Henry ‘Batman’ dengan membentuk kelompok bernama The Jadugar, serta menjadi vokalis band Bandempo, membuat kiprahnya terdengar sejak dulu.

Namun yang tak disangka, beberapa waktu lalu Anggun memulai karier solonya dengan merilis EP perdana berjudul “Anak”. Dari total 5 trek di dalamnya, ia menciptakan dunia anak kecil yang dipenuhi berbagai emosi. Mendengar sejumlah lagu di EP tersebut, kami memilih trek “Mama” yang harus kalian dengarkan.

Lirik dan musiknya yang sederhana di dalam trek tersebut, memiliki kesan yang tulus ketika mendengarkannya. Sehingga, perpaduan itu mampu mengantarkan kalian ke ruang nostalgia kala menikmati momen indah bersama ibu.

Rimba Ft. Bilal Indrajaya – Kampiun

Meski sudah terbentuk sejak beberapa tahun lalu, tetapi jujur saja, kami baru mendengar kepiawaiannya dalam single-single di tahun ini seperti “Diego Superego”, “Connexion”, dan yang terakhir yakni “Kampiun” bersama Bilal Indrajaya.

Beranggotakan Latasya Dinar (vokal), Vari Rivano (gitar), Ivando Jeremy (drum), dan Marvin Muhammad (bas), mereka gemar menciptakan lagu-lagu yang memiliki struktur musik tak lazim, dengan kemasan pop Indonesia tempo dulu. Menariknya, meski lagunya terdengar rumit, tetapi berbagai lagunya sangat mudah sekali melekat. Setidaknya, itulah yang mampu kami gambarkan tentang sejumlah karyanya, termasuk single “Kampiun”.

Kurosuke – Chérie

Setelah merilis album The Tales of Roses & Wine pada 2019, kini Kurosuke kembali menghanyutkan lewat album terbarunya di tahun ini. Salah satu trek yang paling memikat di antara lagu-lagu di album tersebut, kami nobatkan pada “Chérie”.

Seperti karyanya yang sudah-sudah, Kurosuke tahu betul bagaimana mengolah komposisi dan aransemen yang tak biasa, tetapi tetap nikmat untuk disantap kala sedang bersantai. Apalagi, pada album ini ia semakin mengentalkan unsur funk/disco pop era-era lampau. Termasuk lagu ini, yang memiliki sejumlah hook menggiurkan yang dikemas dalam tempo sedang.

Matiasu Ft. Daniel Mardhany – Poseidoom

Inisiatif Matiasu berkolaborasi dengan Daniel Mardhany kali ini merupaka keputusan yang tepat. Sebab, dalam single ini mereka tidak hanya mengandalkan kekuatan musik yang mengusung doom usang, tetapi juga penulisan lirik yang mampu menciptakan kengerian sekaligus kritis.

Menariknya, dalam “Poseidoom” Matiasu cermat memulai lagunya tanpa basa-basi. Meski diawali dengan beberapa detik lengkingan feedback, tetapi ide tersebut dirasa tepat guna untuk membangun lagu.

Pelteras – Palang

Dari mulai mendengarkan beberapa waktu lalu sampai ketika menulis ulasan ini, kami masih terpatri dengan alunan bas ganas dari Adam di intro lagu ini. Catchy dan agresif adalah dua kata yang tepat untuk menggambarkan intro tersebut. Selain pada bas, permainan gitar di lagu ini juga terkesan seperti tak sabar ingin mencabik para pendengarnya.

Hingga pada akhirnya, lagu ini ditutup ciamik dengan kemuraman yang membahana akibat komposisi doom metal, sambil melafalkan: “Sumbu merentang singkat, lambaikan tangan pada juru selamat.”

Ras Muhamad Ft. Tuantigabelas – Koru

Gebrakan baru dalam perjalanan karier Ras Muhamad sedang ditunjukkan kali ini. Lewat salah satu single di dalam album terbarunya, “Koru”, seolah mengatakan bahwa ia sedang muak dengan musik reggae yang sudah menjadi ciri khasnya selama ini.

Peluapan emosi sangat kentara dengan daya ledak di tiap bait lirik dan aransemen musiknya. Apalagi, kali ini ia menggunakan gitar distorsi sekaligus mengajak Tuantigabelas sebagai kolaborator. Sehingga, peleburan tersebut mampu mengingatkan kami dengan hip metal ala Rage Against The Machine.

Laze, Dzulfahmi, Randslam – Tanpa Perayaan

Apa jadinya jika tiga rapper buas bergabung dalam satu lagu? Ya, yang terjadi adalah hujaman wordplay ganas dari ketiganya yang bakal membakar telinga kalian. Hal itu juga diakibatkan dengan pemilihan berbagai diksinya yang mampu mendidihkan perasaan.

Hebatnya, meski terasa panas dalam hal lirik, tetapi mereka lebih memilih untuk menyampaikannya dengan mid tempo. Walaupun musiknya dilapisi distorsi, tetapi masih terbilang halus sehingga meninggalkan kesan rileks setelah mendengarkan.

Related Articles

Back to top button